Riset: Stres Ibu Melahirkan Berkurang Karena Menulis Blog



Jakarta - Ibu yang baru melahirkan biasanya akan mengalami baby blues. Sebuah penelitian menunjukkan, cara untuk mengatasi baby blues ini ternyata mudah yaitu dengan menulis blog.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Brandon McDaniel, seorang sarjana lulusan Pennsylvania State University, Amerika Serikat. Dalam penelitiannya ia meneliti 157 ibu baru yang menghabiskan kurang lebih tiga jam di dunia maya setiap harinya.

86% ibu yang jadi responden mengaku mereka menulis blog untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga. Saat menulis blog, para ibu bari ini merasa mendapat lebih banyak dukungan dan terhubung dengan teman dan keluarganya. Aktivitas tersebut membuat mereka lebih mudah menjalani masa transisi menjadi orangtua baru.

McDaniel mengatakan dukungan sosial dan hubungan yang didapat para ibu baru melalui blog ini punya banyak manfaat. Misalnya saja, stres dan depresi ibu jadi menurun.

"Perasaan didukung itu memiliki efek seperti bola salju ke perasaan mereka pada kepuasaan pernikahan dan stres menjadi orangtua baru," ujar McDaniel seperti dikutip dari TodaysMom.

Sebagai peneliti, McDaniel mengaku cukup paham soal stres yang dialami para orangtua baru ini. Hal itu karena dia sendiri pernah mengalaminya. Dia melihat sendiri bagaimana para orangtua baru kini menggunakan internet untuk mencari, meneliti dan berinteraksi. Pengamatannya itulah yang memberinya ide membuat penelitian tentang efek menulis blog dan social media pada ibu baru.

Satu hasil mengejutkan dari penelitian McDaniel adalah, ternyata social media tidak memiliki efek sama seperti blog. Aktif ngetweet dan menulis di Facebook tidak membuat ibu baru merasa lebih bebas stres. Menurut McDaniel, mungkin hal itu karena saat menulis blog ibu menulis informasi yang lebih pribadi dan detail. Sedangkan di social media, lebih ke interaksi sehari-hari.

"Bisa saja Anda punya banyak teman di Faccebook, tapi mereka bukan benar-benar teman dekat. Di blog pribadi, orang berinteraksi dan lebih mungkin menjadi keluarga dan teman," jelasnya.

(eny/eya)

Install Aplikasi "Wolipop" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini. Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : Tutup

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message


Artikel Lengkap

[Read More...]


Riset: Wanita Butuh Tidur Lebih Lama dari Pria



Jakarta - Wanita butuh tidur 20 menit lebih banyak ketimbang pria. Otak wanita yang lebih kompleks dan gemar mengerjakan banyak hal secara bersamaan, membuatnya harus istirahat lebih banyak.

Hal tersebut dikatakan oleh Profesor Jim Horn dari Sleep Research Centre, Loughborough University. Menurutnya semakin sering otak digunakan, semakin banyak sel-sel otak yang harus diistirahatkan.

"Wanita lebih banyak melakukan pekerjaan dalam satu waktu. Mereka juga menggunakan otaknya lebih sering daripada pria. Untuk itulah, waktu tidurnya pun harus lebih banyak," kata Professor Jim Horn, seperti dikutip dari New York Daily News.

Sebenarnya, pria juga butuh waktu tidur lebih banyak ketika ia melakukan banyak pekerjaan yang membutuhkan pemikiran berat. Tetapi walau bagaimanapun, tetap saja tidak sebesar dan seberat yang dilakukan wanita.

"Wanita punya lebih banyak komitmen untuk mengerjakan sesuatu, contohnya seorang istri baru bisa tidur setelah semua pekerjaan rumahnya selesai," ujar Michael Breus, pengarang buku 'Beauty Sleep: Look Younger, Lose Weight, and Feel Great Through Better Sleep'.

Dalam jurnal The American Academy of Sleep Medicine, peneliti dari North Carolina menyebutkan bahwa wanita lebih sering terganggu tidurnya daripada pria. Salah satu pengganggu tidur wanita adalah dengkuran pria yang tidur di sampingnya.

Wanita hamil juga lebih sulit tidur karena posisi perutnya yang tidak nyaman. Selain itu, seorang ibu juga lebih sensitif dan akan terbangun saat anaknya menangis. Tetapi menurut Horne, hal itu justru menyebabkan otak wanita lebih lambat mengalami penuaan daripada pria.

"Seorang wanita berusia 75 tahun akan memiliki struktur otak yang sama dengan pria berusia 70 tahun. Itu artinya, otak pria lebih cepat tua dibandingkan wanita yang berarti risiko pikun lebih besar terjadi pada pria," jelas Horne.

Menurut detikhealth, rata-rata orang dewasa butuh tidur enam hingga delapan jam tiap harinya, tapi hal tersebut kembali pada masing-masing kebutuhan individu. Namun yang pasti, jika merasa otak sudah terlalu sering terpakai, maka istirahatkanlah lebih banyak dari biasanya.

(eya/eya)

Install Aplikasi "Wolipop" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini. Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : Tutup

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message


Artikel Lengkap

[Read More...]


Riset: Wanita Paruh Baya Lebih Mudah Dapat Kepuasan Seks



Jakarta - Menopause kerap dituding sebagai penyebab menurunnya gairah seksual pada wanita paruh baya. Namun sebuah studi terbaru menepis anggapan itu. Penelitian yang dilakukan San Diego School of Medicine dan Veterans Affairs Sand Diego Healthcare System menunjukkan bahwa semakin tua, wanita lebih puas secara seksual.

Studi dilakukan pada 806 wanita paruh baya yang tergabung dalam Rancho Bernardo Study (RBS), komunitas wanita yang kesehatannya telah diperiksa untuk penelitian selama 40 tahun. Lewat studi tersebut, para peneliti ingin mengetahui bagaimana aktivitas dan kepuasan seksual mereka.

Selama penelitian, para responden diperiksa aktivitas seksual terkini; mulai dari tingkat kesehatan, produsi hormon, frekuensi rangsangan, lubrikasi, orgasme dan kemungkinan sakit yang mereka rasakan saat penetrasi seks. Peneliti juga memeriksa hasrat dan tingkat kepuasan seks mereka.

Peserta penelitian rata-rata berusia 67 tahun ke atas dan 63 persennya sudah mengalami menopause. Dari penelitian, ternyata diketahui bahwa setengah dari responden yang memiliki pasangan, aktif berhubungan seks dalam empat minggu terakhir.

Lebih menariknya lagi, sebagian besar responden yang aktif bercinta yaitu sekitar 67,1 persen dilaporkan meraih orgasme hampir di setiap sesi bercinta. Ini artinya, hanya 40 persen wanita yang hampir tidak pernah merasakan gairah seksual, dan sepertiganya memiliki hasrat seks yang rendah.

"Hampir setengah dari wanita berusia 80 tahun ke atas lebih mudah terangsang, lebih banyak memproduksi cairan lubrikasi dan lebih sering orgasme. Hanya saja mereka jarang merasakan gairah seksual," jelas Elixabeth Barrett-Connor, MD, ketua penelitian dan ketua Division of Epidemiology, Department of Family and Preventive Medicine, University of California, seperti dikutip dari Times of India.

Penelitian ini berhasil menunjukkan, meskipun menuanya usia sering dihubungkan dengan penyebab gairah seksual berkurang, fakta yang terjadi justru sebaliknya. Persentase wanita dalam komunitas RBS yang mendapatkan kepuasan seks justru meningkat seiring bertambahnya usia. Setengah dari wanita 80 tahun ke atas merasakan kepuasan setiap kali bercinta.

"Dalam studi ini, aktivitas seksual tidak selalu jadi hal yang terpenting untuk kepuasan seks. Wanita yang tidak aktif berhubungan seks juga bisa merasakan kepuasan lewat sentuhan, belaian atau bentuk keintiman lainnya bersama pasangan," tutur Susan Trompeter, penulis penelitian.

Susan menyimpulkan bahwa kedekatan fisik dan emosional dengan pasangan memegang peranan lebih penting daripada pencapaian orgasme itu sendiri. Fokus pada kesehatan seksual dan pemikiran positif akan memberi dampak yang lebih menguntungkan ketimbang memikirkan cara bagaimana mengatasi masalah disfungsi seksual.

(hst/eya)

Install Aplikasi "Wolipop" GRATIS untuk smartphone Anda, di sini. Redaksi: redaksi[at]wolipop.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : Tutup

You are redirected to Facebook

loading Sending your message

You are redirected to Lintas Berita

loading Sending your message

Post this to your WordPress blog:


loading Sending your message

Post this to your Blogger blog:


loading Sending your message

loading Sending your message

Share to your Yahoo Mail contacts


loading Sending your message

loading Sending your message

Import Your Yahoo Messenger contacts


Share to your Yahoo Messenger contacts


loading Sending your message

Import Your Google Talk contacts


Share to your Google Talk contacts


loading Sending your message

Import Your Live Messenger contacts


Share to your Live Messenger contacts


loading Sending your message


Artikel Lengkap

[Read More...]


 

Categories

Recent Comments

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2010 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by HackTutors